Friday 9 January 2015

Dua Sisi Kehidupan

Sebut saja gue remaja normal pada umumnya, ya memang seperti itu keadaannya. walaupun terkadang gue menaganggap diri gue freak, tapi ternyata engga menurut mereka yang tau style.

Pada nyatanya, ada 2 kehidupan yang gue lalui saat ini. Pertama, real life. Kalian pasti ngerti real life itu apa. Real life adalah kehidupan nyata yang benar-benar gue lalui dan semuanya skenario Tuhan, karena apapun rencana gue, Tuhan Maha Tahu segalanya dan bisa mengubah apapun yang sudah gue rencanakan. Real life adalah kehidupan teka-teki yang menguji kesabaran, ego, kemandirian, dan segala sifat yang gue mungkin juga kalian lalui dalam hidup. Misalkan, saat gue harus nerima kenyataan saat posisi gue di kelas 11 di salah satu klub ekskul tergeser padahal gue udah ekspektasi kesana. Dan disanalah ego dan kesabaran gue diuji. Sebesar mungkin gue harus bisa think positive, bisa jadi jabatan gue diturunin karena akan ada hal yang lebih berat buat gue kedepannya,dan Tuhan lebih tahu dari pada ambisi gue yang berlebih.

Suatu hal memang baik kalau difikirin, tapi kalau terlalu banyak fikir jadi gak baik. Itu quote temen gue, bener sih tapi karena gue orang yang mikirin sesuatu berlebih disitulah kadang banyak yang gue lupa haha. so, itulah real life, dimana adventure lo bener-bener terjadi karena lo gatau apa yang didepan lo nanti, jurang kah atau taman atau laut yahh apapun peribahasa yang bisa jadi peribahasa buat hal itu.

Kedua, ada yang namanya second life. Gue baru tau sebutan ini saat gue belajar suatu bab di tempat les gue. Second life artinya kehidupan kedua, kehidupan manusia di internet. Gue sendiri menyebutnya dengan kehidupan di jejaring sosial, dan termasuk role player or anything yang hampir mirip kayak gitu. Di kehidupan kedua, gue bisa nyamar jadi siapapun yang gue mau, mau jadi artis, pemain sepak bola, atau peneliti yang aslinya gue ga ngapa-ngapain. but one, who cares? Di dunia maya gaakan ada yang kenal real life gue, kecuali, gue yang share itu. Di kehidupan kedua gue bisa bikin rumah yang gue mau, beli mobil yang gue mau, bahkan datang ke party disini haha. Lucu emang, dan gue akui ada kesenangan tersendiri buat itu.

Banyak yang bilang temen socmed itu lebih ngerti. buat pendapat ini, gue netral. The reasons are, first, mereka cuma ngetik dan sesekali pakai emot yang semua orang bisa lakuin. Second, sebenernya orang-orang di real life kita pun bisa kayak gitu walaupun cuma ngetik. Yah tapi itu ga penting, yang penting adalah gimana diri kita kontrol diri kita sendiri.

 Yang paling gaenak adalah, saat gue suka sama orang dari second life gue yang jelas-jelas fake dan gue ga kenal tapi dia buat gue nyaman hanya dengan tulisan-tulisan ajaibnya di chatting. That's what people mean orang second life buat kita lebih nyaman. Tapi saat itu juga, gue suka sama orang real life gue yang memperlakukan gue dengan baik. Masalah hati emang bisa butain semuanya kalo mata lo terlalu terlena dalam hal itu, bahkan yang fake sekalipun bisa memanipulasi sampai ke akarnya.

Friday 29 August 2014

Am I really a good stranger?

Aku merasa asing. Lagi. Untuk kesekian kalinya aku merasakan perasaan itu. Mengenal tapi terasa tak pernah bertemu. Sakit bukan? Yeah,  sangat sakit rasanya. Kalian menerka aku membicarakan siapa? Yang pasti ini bukan tentang mantan. Bukan dia. Ini tentang orang-orang di sekitarku. Entah aku yang terlalu menyendiri atau mereka yang memang ga pernah melihatku.

Aku tidak meminta dikasihani. Tidak. Karena yang kutau, suatu saat nanti mereka akan pergi juga. Sama dengan yang lain. Ketika aku dengan riangnya dengan senyum yang sangat lebar menandakan tak ada beban yang aku pikul menyapa mereka dengan 'hai' tapi mereka hanya menatap dengan wajah datar seakan-akan aku orang asing atau bahkan musuhnya. Ntah hanya perasaan gue atau memang seperti itu. Mereka tidak tahu sesulit apa tersenyum tanpa beban seperti itu, tidak tahu bagaimana rasanya menahan tangis yang ingin meledak.

Ketika aku merencanakan semuanya dan berharap itu adalah awal yang baik, ternyata aku tidak sadar dengan membawa mereka dalam rencana ini malah membuatku semakin asing. Aku merasa tidak dibutuhkan dalam suatu anggota tim. Pengorbanan untuk hal yang baik ternyata tidak menghasilkan hasil yang cukup baik pula. Aku membuang waktuku untuk mereka, mempelajari kemauan mereka, mencoba mengerti apa yang seharusnya aku lakukan. Tapi semuanya tak berguna. Aku sering belajar, semakin banyak pengorbanan semakin tak berguna pengorbanan itu.

Mungkin itu hanya hipotesaku selama beberapa tahun ini. Aku tidak tahu bagaimana tahun depan atau besok. Maybe sometimes it does, but sometimes it's not.

Wednesday 27 August 2014

Opini dan Faktanya

Gue lagi ga ngerti sama jalan fikiran gue sendiri. Pernah ga sih kalian membuat suatu keputusan dan kalian udah benar-benar mantap banget sama keputusan kalian, dan dikeesokan harinya atau lusanya kalian tiba-tiba nge-potek-in keputusan kalian? Kalo ngga yaudah gue cuma tanya. Kalo iya, gimana rasanya nge-break uapan sendiri? ngerasa malu ga sih? Atau kalian ngerasa 'mungkin keputusan kemarin salah' atau akan bilang pasrah layaknya seperti ini 'mungkin gue emang gini adanya, yaudahlah gausah dirubah-rubah' seakan-akan itu lagi ngomong sama mantan yang baru aja ngajak putus mendadak karena ga terima kita apa adanya.

Oke skip dari kata-kata mantan, karena gue mulai alergi sama kata itu. Yah gue lagi nge patahing, nge rusakin, dan gak konsisten sama keputusan gue. Malu. Itu yang gue rasain pertama kali terhadap diri gue sendiri. Padahal kalo ada niat pasti ada jalan, atau mungkin gue belum nemu jalannya karena otak gue terlalu penuh sama rumus sekolahan sampai pintunya ketutup rumus di alam sana? Entahlah, gue juga ga ngerti.  Seperti yang gue bilang, gue lagi ga ngerti sama jalan fikiran gue sekarang.

Kalian pasti udah nebak apa yang gue patahin dari keputusan gue. Masalahnya sebenarnya layaknya para remaja lain, karena Alhamdulillah gue masih masuk golongan itu dan belum beranjak ke jenjang yang lebih dewasa. Yeah suka-cinta-sayang. Ga jauh-jauh dari itu. Sebenarnya ya, definisi dari ketiga hal itu pada intinya sama hanya dibedakan karena beberapa faktor, cuma anak sekarang aja yang artinya itu seakan-akan dibuat pake kasta. Dengan kedudukan suka diatas cinta dan cinta diatas sayang. Gue sering denger anak-anak yang lagi curhat sambil ngerumpi gitu di kelas atau di taman dan dimana aja asal ada partnernya, langsung aja bla bla bla, termasuk gue juga sih sebenernya -kadang kadang aja ya gak sering-.

Pada intinya suka-cinta-sayang itu sama aja, cuma beda dimana kalian meletakkan perasaan itu. Oke gue mulai puitis dan sok tahu tentang cinta, padahal cinta gue selama ini ada di tempat yang salah dan gue gatau sekarang cinta gue lagi dimana. Suatu perasaan senang terhadap orang lain yang berlebihan yang membuncah dalam hti seseorang -suka-cinta-sayang. Dan kebanyakan dari para remaja juga selalu menghubungkannya dengan lawan jenis mereka. Padahal masih banyak yang bisa mereka sayang, suka, atau juga cinta.

Terlepas dari sok taunya gue tentang cinta, gue sekarang ada dalam 2 pilihan. Bukan, bukan 2 pilihan yang pilihan itu udah pasti milih gue. Disini gue cuma memilih aja, tanpa tahu apa pendapat si pilihan gue itu. Gue menyukai dia dan si dia, baik sebut saja A dan B. Kedua orang yang sangat bertolak belakang dari sisi fisik, pendidikan, sifat, kecuali agama. Gue berusaha meregangkan hubungan gue dengan si A tapi di hari esoknya dia malah ada urusan yang seketika membuat dia sibuk dan yang sangat gue sesali, gue kangen dia. Oke bahasa kangen gue barusan mungkin menggelikan, gue benar-benar remaja labil tingkat entahlah berapa.

Tapi memang seperti itu adanya, gue harus apa? Pelan-pelan keputusan gue untuk meregang hubungan sama si A luluh dan gue malah beneran kangen. Orang kalo suka sm orang bisa jadi gila, kalo suka sama tanaman gue gatau gue akan berubah jadi apa. Sedangkan si B, gue udah suka atau mungkin mengagumi yang gue gatau sampai sekarang perasaan gue ke dia seperti apa. B itu sosok seperti malaikat tak bersayap dan tak membawa pencerahan juga tapi dia itu layaknya magnet yang nyuruh gue jadi anak baik-baik karena pergaulan gue sama si A mungkin memang ga baik.


Regards,

Luna

Tuesday 26 August 2014

Hai Gue...

Biasanya kalo perkenalan orang bakal bilang 'engg' atau 'okay' atau juga 'haii semuaa!!' dengan intonasi dan semangat yang berbeda-beda pula. 'Engg' buat orang yang suka nervous kalo bicara di depan orang banyak, 'okay' buat orang yang udah biasa ngomong di depan orang banyak tapi kadang suka grogi karena punya feel gaenak atau mungkin lagi nyoba dirinya supaya ga ketawa, dan 'Hai semuaaa!!' buat orang yang suka banget ngomong di depan umum, mugkin aja dia sudah biasa. Gue mungkin masuk yang kedua, 'okay' buat mulai mengenalkan diri, tapi karena itu udah mainstream ya gue langsung aja.

Gue Luna Jessie Artama, jangan tanya nama gue artinya apa karena gue gatau. Author gue kasih gue nama seperti ini. Keren? Biasa aja, gue tau nama Luna udah banyak di bumi yang garis khatulistiwanya melewati negara Indonesia. Bagus? Bagus itu biasa, semua nama pasti bagus. Memberi kesan? Memberi kesan apa menurut kalian? Author gue cuma bilang kalo dia suka sama Luna Lovegood, jadi dia kasih gue nama Luna.

Gue 16 tahun, tiap nulis hobi di kertas yang nantinya dikumpulin ke guru, hobi gue selalu berubah dari dulu. Waktu SD, hobi: Main bulu tangkis, gambar (aslinya sih ga suka), waktu SMP, hobi: Main bulu tangkis, gambar, nulis(ini suka). Waktu SMA -saat ini-, hobi: Futsal, Bultang, nulis atau ngetik(serius). Gue rasa yang bener cuma pas SMA. Dan begitupun sama cita-cita. Gue masih agak labil sebagai remaja normal. Jadi itu cukup jadi rahasia gue.

Lagu favorit gue sebenernya My Love-Westlife, terus Little Things-1D. Tau kan? Kalo gatau, yaudah itu udah gue kasih tau pokoknya. Gue akui gue sedikit gaptek, jujur bahasa yang paling gue ga ngerti sampai sekarang dari bahasa yang udah gue jumpai dengan tulisan alfabet ya, bahasa HTML. Perasaan gue waktu lihat itu adalah 'dia ngomong sama gue?'. Dan gue cuma punya sedikit social media aja, antara lain: Twitte(ngerti banget), Facebook(ngerti lah), Blog(lumayan faham), tumblr (ngerti dikit), heelo(ga ngerti), skype(lagi belajar ngerti), wattpad(ya lumayan). Nah sudah, sedikit kan? Mungkin line, wa, email juga termasuk kalau itu juga socmed karena gue gatau gimana bedainnya.

Buat pelajaran sekolah, gue suka Fisika, Matematika, seni-tergantun tema bahasan-, sama Agama Islam. Kalau ada yang mau tanya ke gue tetang ke-3 mapel itu silahkan aja dan akan gue jawab kalau gue sempat dan tahu okay. Nah okay buat gue itu di akhir, artinya itu sama aja seperti 'gue rasa ini udah kepanjangan ceritanya'

So Thank you for reading this site!
Tinggalin jejak kalau kalian mau, kalo ngga yaudah langsung close tab aja ya haha

Regards,
Lunartama